Rabu, 25 Oktober 2017

Jalur Torean dan Sambik Elen

Sisi Lain Gunung Rinjani

Selama ini mendaki Gunung Rinjani umumnya melalui jalur Sembalun di Lombok Timur atau jalur Senaru di Lombok Utara. Karena selama ini kedua jalur tersebut merupakan jalur resmi dan memiliki banyak fasilitas yang memadai untuk mendukung pendakian termasuk sarana akomodasi. Jalur Sembalun merupakan jalur paling favorit karena menyuguhkan pemadangan padang savana yang mengagumkan sepanjang perjalanan termasuk Summit Attack ketika sudah mencapai Plawangan Sembalun.
Kali ini kita akan mengupas pendakian jalur Torean atau Sambik Elen yang keduanya termasuk dalam wilayah Kabupaten Lombok Utara sama seperti Senaru. Jalur ini saya rekomendasikan sebagai jalan turun Rinjani setelah menikmati puncak dan merasakan keindahan Danau Segara Anak. 

Sekilas Sejarah Jalur Torean di Masa Lalu
Jalur Torean atau Sambik Elen biasanya disebut jalur suci karena merupakan jalur tradisional yang dipakai oleh masyarakat Sasak dan Bali Lombok untuk keperluan upacara. Masyarakat tradisional Sasak memakai jalur ini dengan tujuan Gua Susu yang dipakai untuk mandi air panas dan membuat minyak tradisional Sasak yang memiliki banyak khasiat. Masyarakat Sasak biasanya akan ramai melalui jalur ini ketika bulan Rabiul Awwal penanggalan Islam atau disebut bulan Mulud atau Maulid. Pada bulan ini masyarakat Sasak akan membawa kelapa dan rempah-rempah lainnya yang akan dipakai sebagai campuran minyak tradisonal. Tapi bukan minyak tradisional saja yang diproduksi, di Gua Susu juga merupakan tempat masyarakat menerima ilmu kebal senjata dari guru spiritualnya.

Dibeberapa kalangan masyarkat tradisional Sasak bulan Maulid merupakan bulan yang bagus untuk membuat minyak tradisional maupun menerima ilmu kebal senjata. Konon berdasarkan kepercayaan beberapa orang ilmu tersebut akan lebih bekesan dan berarti bila diterima dan langsung di coba di pemandian air panas Gua Susu, walaupun sampai saat ini penulis tidak pernah melihat langsung prosesi tersebut. Namun sudah banyak teman seperjalanan yang memang melihat langsung prosesi pengujian ilmu kebal senjata tersebut. Sedangkan masyarakat suku Bali memakai jalur Torean untuk menuju Danau Segara Anak untuk keperluan upacara Mulang Pekelem. Jalur ini dipilih karena dirasa sebagai jalur paling singkat menuju Danau Segara Anak.

Jalur Torean Saat ini
Pada tahun 1999 ketika pertama kali melewati jalur ini banyak mitos yang berkembang di masyarakat Sasak mengenai keangkeran jalur ini maupun seramnnya tebing terjal di sepanjang jalur pendakian. Dan memang saat itu jalur ini terasa sangat berat karena harus memanjat dan bahkan merangkak untuk melewatinya. 

Namun seiring waktu dan makin ramainya pengunjung jalur ini kemudian diperbaiki dan di beberapa tempat yang dulu harus memanjat dan merangkak sudah dibuatkan tangga dari kayu yang memudahkan para pendaki untuk melewatinya. Tentu saja hal ini sangat membantu para pendaki sehingga bisa membuat waktu tempuh lebih efisien dan tingkat resiko yang lebih rendah bila dibandingkan dengan kondisi 28 tahun yang lalu.

Bila digambarkan maka jalur Torean atau Sambik Elen akan terlihat seperti gambar di bawah ini, dimana jalur Torean atau Sambik Elen berada di tengah antara alur Sembalun dan jalur Senaru. Jalur torean ini mengikuti celah antara Plawangan Sembalun dan Gunung Sangkareang.

Peta Jalur Pendakian Rinjani

Perjalan Pulang dari Danau Segara Anak
Sebenarnya jalur Torean atau Sambik Elen bukan jalur favorit para pendaki karena kesan angker dan jalur yang berbahaya dan melewati tebing sepanjang perjalanan. Tapi saya merekomendasikan jalur ini sebagai jalur balik setelah puas menikmati Summit Attact maupun sensasi Strike dari ikan-ikan penghuni danau Segara Anak. Jika boleh saya sarankan berangkat dari Danau Segara Anak sore hari agar bisa mandi sauna dan ngecamp malam terakhir di Gua Susu jika memang belum sempat ke Gua Susu.

Bila kita ingin melewati jalur ini dari Danau Segara Anak, maka pada simpang yang menuju Plawangan Sembalun kita harus mengambil kiri atau jalur menuju Gua Susu. Perjalan dari Danau Segara anak akan memakan waktu sekitar 30 menit. Saat sudah sampai di ujung jalan tepatnya setelah sampai di kali air panas, anda akan langsung menemukan kolam pmandian air panas yang oleh masyarakat Sasak sering juga disebut sebagai Pemandian Monyet. Di tempat ini biasanya setiap pagi akan ditemukan sekawanan monyet yang akan menyelam dan berenang dalam kolam air panas. Jika memungkinkan cobalah untuk untuk merendam kaki barang sebentar agar kaki bisa terasa lebih segar.
Kolam Air Panas (Pemandian Monyet)


Gua Susu
Gua Susu
Dari kolam air panas ini tinggal jalan menyusuri kali air panas dengan arah berlawanan yaitu menuju ke atas, karena Gua Susu berada sekitar 200 meter dari kolam air panas (pemandian monyet). Gua Susu biasanya akan selalu penuh oleh pendaki tradisional masyarkat Sasak yang memiliki tujuan dan ritual tertentu di sekitar areal Gua Susu. Biasanya mereka disebut sebagai Penziarah karena konon tujuan mereka untuk berziarah ke penghuni Gunung Rinjani. Mereka biasanya akan mandi dan berendam memakai kain dan ikat kepala warna putih tanpa memakai baju. Ada banyak mitos yang berkembang di masyarakat Sasak mengenai ritual dan tujuan para peziarah melakukan ritual di Gua Susu yang memiliki pemandian air panas yang disebut sebagai Pemandian Selandir. Konon di Pemandian Selandir tersebut para penziarah mengetes kesaktian senjata pusaka yang dimiliki terutama keris yang memiliki kekuatan magis.


Pakaian Mandi di Air Panas

Kali Propok Atau Kokok Propok
Puas mandi dan sauna serta merasakan nuansa magis semalaman di Gua Susu alangkah baiknya melanjutkan perjalanan pagi-pagi agar tidak kemalaman di jalan. Sekedar saran saja paling telat jam 10.00 pagi harus sudah berangkat dari Gua Susu karena perjalanan membutuhkan waktu sekitar 7 jam untuk bisa sampai ke pintu hutan. Sebelum melanjutkan perjalanan sebaiknya menyiapkan kamera karena banyak lokasi indah yang akan dilalui.

Lokasi Camping di Sekitar Kolam Air Panas (Kolam Monyet)

Perjalanan akan dilanjutkan dengan menyusuri aliran air panas dari kolam air panas (pemandian monyet) sampai dengan genangan air panas. Dari lokasi ini kita bisa melihat tantangan pertama berupa tangga kayu yang akan mengantar kita ke lokasi padang savana yang indah. Sebelum menaiki tangga sebaiknya periksa dahulu kondisi tangga jangan sampai asal pijak yang bisa membahayakan keselamatan anda. Karena disebelah kanan tangga langsung menganga jurang yang lumayan dalam. Sekali lagi saya sampaikan untuk melewati jalur ini harus lebih hati-hati dan konsentrasi.

Tampak Tangga Pertama

Tapi jangan khawatir setelah sampai atas anda akan terhibur dengan hamparan padang savana yang harus anda abadikan karena dari lokasi ini anda dapat melihat sisi lain dari keindahan Gunung Rinjani. Selain padan savana anda juga bisa menemukan beberapa rumpun bunga Edelweiss yang indah, tapi jangan pernah sekalipun memetiknya agar edelweiss nya bisa dinikmati oleh rombongan lain yang akan melewati lokasi tersebut.

Salah Satu Sisi Jalur Torean

Tidak jauh dari lokasi ini kita juga akan menemukan keindahan air terjun yang terlihat di kejauhan sana seperti liukan seekor ular raksasa yang begitu mempesona. Salah seorang teman seperjalanan yang kebetulan baru pertama kali melewati jalur ini tidak hentinya berkata takjub karena bisa melihat sisi lain dari Classic Road jalur bukit Penyesalan yang terlihat begitu indah terbentang di sebelah selatan. Walaupun air terjun tersebut bukanlah yang paling indah di jalur ini tapi bisa sedikit membuat kita tersenyum puas.

Sisi Lain dari Gunung Rinjani
Selanjutnya perjalanan akan terasa lebih ringan karena jalanan rata-rata menurun tidak terlalu curam tapi tetap harus hati-hati karena di beberapa titik masih ada jalur yang langsung bersinggungan dengan jurang. Setelah berjalan sekitar 1,5 jam kita akan sampai di aliran sungai yang airnya begitu sejuk. Sempatkan sejenak untuk beristirahat untuk merendam kaki dan membuka bekal snack sebagi pengganti kalori yang sudah terbakar. Saking sejuknya anak saya yang berusia 10 tahun sampai merengek ingin mandi di sungai tersebut.

Sungai ini dinamakan Sungai Propok oleh masyarakat atau Kokok Propok dalam bahasa Sasak. Nama Propok ini diambil dari nama Gunung di sebelah selatan di bawah base camp Plawangan Sembalun yaitu Gunung Propok. Masyarakat meyakini air sungai ini bersumber dari Gunung Propok tersebut.

Salah Satu Sudut Sungai Propok

Tapi untuk menyeberangi Sungai Propok kita harus naik lagi ke sisi atas cemara tumbang, sampai kita menemukan badan sungai yang lebih lebar lagi. Agar tidak salah jalur saat menyeberang kita harus mengikuti aliran sungai sampai kita menemukan tumpukan batu sedimen yang cukup besar di seberang sungai. Saat menyeberangi sungai alangkah baiknya tidak menginjak bebatuan besar di aliran sungai karena kondisi batunya yang licin yang bisa membuat terpeleset. Karena aliran sungai yang lumayan deras alangkah baiknya saat menyeberang saling berpegangan tangan dengan anggota tim yang lain.

Menyeberangi Sungai Propok


Jalur selanjutnya akan melewati jalan yang agak menanjak walaupun tidak terlalu terjal tapi lumayan membuat jantung memompa darah menjadi lebih cepat. Jalan menanjak ini akan selesai setelah mencapai punggungan bukit yang memiliki sumber air yang begitu segar. Sebaiknya di tempat ini anda mengisi botol-botol air minum karena airnya terasa sangat menyegarkan.

Sambil menunggu botol-botol air minum terisi penuh, di depan tersaji pemandangan jalan paling berbahaya di jalur ini. Kita akan menyusuri jalan setapak di celah bukit dengan jurang menganga di sisi kanannya, yang tentu saja akan membuat adrenalin terpompa dengan cepat. Jangan sampai kehilangan konsentrasi saat melewati jalan setapak ini agar tidak terpeleset.

Jalan Legenda Jalur Torean
Saat melewati jalur ini kebetulan ada rombongan pendaki yang datang dari arah berlawanan, sehingga saya agak menepi ke sisi bukit agar rombongan tersebut bisa melewati jalan tersebut. Sekali lagi jangan sampai membuat kesalahan saat melewati jalan ini. Karena saya membawa anak maka waktu itu saya ekstra hati-hati karena harus menjaganya agar tidak terpelesat. Habis melewati jalan seram ini kondisi jalan sudah tidak terlalu berat dan berbahaya hingga kita memasuki kawasan hutan.

Air Terjun Penimbungan
Kawasan hutan jalur Torean dan Sambik Elen ini terkenal dengan keangkerannya sehingga banyak mitos yang berkembang di masyarakat tentang hutan ini. Konon orang yang memiliki ilmu Selak atau Leak dalam bahasa Bali, tidak akan pernah bisa melintasi kawasan hutan. Disamping itu selama melewati kawasan hutan ada pantangan untuk becanda yang berlebihan dan berkata kotor.

Perjalanan akan sedikit terasa panjang dan membosankan karena sepanjang jalan hanya ada pohon-pohon besar dan aliran sungai di sisi kanan. Walaupun begitu kita harus tetap menjaga semangat karena di depan sana sudah menunggu pemandangan yang menjadi primadona di jalur ini.  Pemandangan air terjun yang membuat anda akan teringat film The Legend Of Tarzan yang sangat terkenal karena keindahan alamnya.

Air Terjun Penimbungan

Pemandangan air terjun dari lokasi ini masih tidak begitu bagus karena terhalang oleh semak-semak di depannya. Untuk bisa melihat air terjun secara utuh kita harus berjalan kembali sambil menuruni tangga kayu yang lumayan tinggi.

Menuruni Tangga Kayu

Sehabis menuruni tangga barulah kita akan bisa melihat air terjun Penimbungan dengan utuh, air terjun yang begitu indah dan selalu membuat para pendaki penasaran. Air terjun ini seperti surga tersembunyi yang tersimpan rapi diantara mitos dan cerita seram jalur Torean yang menjadi jalur suci masyarakat Sasak.

Air Terjun Penimbungan

Jangan lupa untuk foto dengan latar belakang air terjun indah ini, tapi tetap harus hati-hati jangan terlalu pinggir karena di sisi jalan langsung berbatasan dengan jurang yang sangat dalam.

Foto Dengan Latar Air Terjun Penimbungan

Air terjun ini akan menjadi menu penutup perjalanan kita melalui jalur ini, karena setelah itu kita akan melewati kawasan hutan yang lebih lebat dan lebih basah. Kelebihan dari jalur Torean dan Sambik Elen ini adalah banyaknya sumber air di sepanjang jalan, selain bertemu aliran kali yang sejuk kita juga akan mengikuti alur pipa air bersih masyarakat Sambik Elen yang di beberapa tempat sudah di lubangi agar bisa dinikmati oleh para pendaki yang melewati jalur tersebut. Tapi jangan lupa setelah mengambil air tutup kembali lubang pipa tersebut dengan penutup yang sudah dibuatkan oleh masyarkat sekitar sehingga airnya tidak terbuang percuma.

Ditengah hutan kita akan menemui persimpangan jalan, dimana jalur ke kiri akan membawa kita ke  Desa Torean sedangkan jalur kanan akan membawa kita ke Dusun Pegadungan Desa Sambik Elen. Setelah berjalan selama 7 - 8 jam kita akan sampai di pintu hutan dan selanjutnya perjalanan akan dilanjutakn menyusuri ladang penduduk yang biasanya ditanami jagung. Kita akan benar-benar tiba di lokasi penjemputan ketika sudah sampai di areal perumahan penduduk.

Salam Lestari...