Tambora: Jalur Desa Pancasila
Sejarah letusan Tambora
Gunung Tambora adalah gunung berapi strato aktif yang terletak di pulau Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat. Gunung ini meliputi 2 kabupaten yaitu Kabupaten Dompus dan Kabupaten Bima. Gunung Tambora terkenal dengan letusannya yang dahsyat pada 05 April 1815 yang konon dentumannya terdengar sampai Batavia (Jakarta) selama 15 menit dan membuat langit Jakarta gelap gulita sehari setelah letusan (Catatan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Stamfford Raffles dalam memoarnya The History Of Java). Raffles menulis ledakan tersebut sempat dikira ledakan meriam yang menyerang pasukannya di Yogyakarta. Pada tanggal 06 April 1815 sinar matahari tertutup dan "hujan abu" dalam jumlah kecil mulai menyelimuti Sulawesi dan Gresik. Konon letusan Gunung Tambora merupakan letusan gunung terbesar dalam catatan sejarah modern, yang juga sempat menggelapkan Eropa setelah letusan.
Kini Gunung Tambora menyisakan sebuah kawah vulkanik dengan diameter sangat besar yang menjadi salah satu daya tarik pendaki untuk mendakinya.
Kawah Gunung Tambora |
Untuk menuju puncak Gunung Tambora ada 2 alternatif jalur yang biasa dipergunakan, yaitu jalur Doro Ncanga bagi pecinta motor trail dan mobil offroad karena melewati padang savana dan jalur Desa Pancasila bagi para petualang yang menyukai trekking dengan hawa hutan tropis yang masih asri. Namun kali ini kita mencoba mengupas jalur Desa Pancasila yang lebih menantang karena jalur trekking yang lumayan panjang.
Perjalanan ke Desa Pancasila
Desa Pancasila merupakan Desa terkahir di kaki Gunung Tambora yang masuk wilayah Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu. Jika kita datang dari arah barat maka sebelum Kota Dompu harus belok kiri di simpang Banggo, namun jika datang dari arah timur maka harus mengambil arah kanan di Simpang Banggo. Perjalanan dari Dompu ke Desa Pancasila memakan waktu sekitar 3,5 jam dengan kondisi jalan yang tidak terlalu ramai dan cenderung lengang.
Sebelum tiba di Desa Pancasila periksa terlebih dahulu kelengkapan logistik agar bisa mampir di pasar Kedindi untuk melengkapi kebutuhan logistik yang dirasa kurang. Perjalanan ke Desa Pancasila mungkin akan sedikit membosankan karena kondisi panas matahari yang terik dan berdebu, namun semuanya akan terbayar saat sudah memasuki Desa Pancasila yang sejuk. Memasuki Desa Pancasila dan gerbang pendakian, ada baiknya menitipkan kendaraan di rumah-rumah penduduk jika memang membawa kendaraan sendiri. Biasanya para pendaki menitipkan kendaraannya di rumah terakhir sebelum memasuki kawasan kebun kopi, yang merupakan titik paling dekat dengan pos pemeriksaan pendakian.
Foto Jalur Pendakian Gunung Tambora |
Dari pos 3 menuju pos 4 juga tidak terlalu jauh karena perjalanan hanya memakan waktu 3 jam dalam kondisi santai sehingga sebelum sore kita sudah sampai di pos 4. Walaupun ada pos 5 yang lokasinya lebih dekat dengan puncak alangkah baiknya tetap ngecamp di pos 4 agar dekat dengan sumber air. Air di pos 4 tidak sejernih di pos 1 sampai pos 3, karena air di pos 4 hanyalah berupa genangan yang akan berubah warna menjadi keruh bahkan hijau jika naik di Bulan Agustus. Namun walaupun demikian masih layak untuk diminum maupun untuk memasak.
Suasana berkemah di pos 4 Gunung Tambora
Senja di Pos 4 Gunung Tambora
Summit Attack
Dari base camp pos 4 menuju puncak Gunung Tambora memakan waktu 2,5 - 3 jam tergantung kondisi fisik pendaki. Summit Attack dimulai pukul 2.00 dinihari agar bisa sampai puncak sebelum matahari terbit (sunrise). Jangan lupa membawa bekal dan dan kompor sebagai pengganjal perut sambil menunggu matahari terbit di puncak Tambora. Perjanan tidak terlalu menanjak dan tidak terlalu menguras tenaga sehingga perjalanan akan terasa lebih mudah terutama bagi pendaki yang pernah merasakan Summit Attack di gunung dengan ketinggian diatas 3.000 MDPL. Waktu akan terasa sangat lambat saat menunggu kehangatan mentari yang muncul dari arah timur. Ada baiknya membawa kopi atau minuman jahe untuk menghangatkan badan agar tidak menggigil saat berada di puncak.
Puncak Tambora 2.851 MDPL
Setelah puas menikmati pemandangan dari puncak Gunung Tambora, jangan buru-buru beranjak dulu. Pastikan semua sampah dari makanan maupun minuman sudah dimasukkan ke dalam katong plastik untuk dibawa turun kembali. Karena kita tidak boleh meninggalkan jejak apa-apa di puncak gunung selain jejak kaki.
Salama Lestari...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar