Selasa, 29 Oktober 2019

Materi Mountaineering

Mountaineering

Lokasi: Gunung Rinjani 

Saat ini mendaki gunung bukan lagi menjadi kegiatan langka terutama di kalangan generasi muda dan mahasiswa. Bahkan bagi beberapa orang beranggapan bahwa mendaki gunung adalah sebuah gaya hidup (life style). Seperti diketahui bahwa mendaki gunung adalah kegiatan alam bebas yang berbahaya, keras, penuh tantangan, membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan dan daya juang yang tinggi. Akan terapi sisi berbahaya dan tantangan justru menjadikan kegatan mendaki gunung memiliki daya tarik tersendiri.

Sisi berbaya dan penuh tantangan inilah yang akan menjadi penguji bagi para Pendaki (Mountaineer) untuk selalu menyelaraskan diri dengan alam yang keras dan liar. Keberhasilan sebuah pendakian merupakan sebuah wujud dari kemenangan para pendaki mengalahkan ego pribadi dan rasa takut. Guna mencapai kesuksesan dalam setiap pendakian pengetahuan dan skill seorang Pendaki sangat menunjang terutama untuk beberapa gunung yang memang dikenal memiliki tingkat kesulitan yang khas. Salah satu pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang pendaki adalah materi Mountaineering. 

Pengertian Mountaineering
Kata Mountaineering berasal dari kata Mountain yang berarti Gunung, jadi Mountaineering bisa diartika sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan gunung atau dalam arti yang lebih luas adalah suatu proses pendakian gunung dari baru mulai berjalan kaki sampai dengan menggapai puncak-puncak gunung terutama untuk gunung-gunung yang memiliki tingkat kesulitan tinggi. Ada banyak alasan seseorang untuk melakukan kegiatan Mountaineering, dimana diantara beberapa alasan itu adalah:
1. Mata pencaharian
2. Adat istiadat
3. Agama/ Kepercayaan
4. Ilmu Pengtahuan
5. Olah raga
6. Rekreasi
7. Petualangan

Terminologi Gunung
1. Gunung: Suatu bentuk permukaan tanah yang letaknya jauh lebih tinggi daripada tanah-tanah yang ada di sekitarnya
2. Pegunungan: kumpulan atau gugusan beberapa gugusan gunung besar dan kecil yang memanjang dan sambung-menyambung satu sama lain.
3. Bukit: Suatu bentuk wujud alam wilayah bentang alam yang memiliki permukaan tanah yang lebih tinggi dari permukaan tanah di sekelilingnya namun dengan ketinggian relatif rendah dibandingkan dengan gunung. 
4. Perbukitan: Beberapa bukit yang berjajar atau suatu rangkaian bukit yang panjang pada suatu daerah yang luas.
5. Tebing: Formasi bebatuan yang menjulang secara vertikal. Tebing selain ditemukan di gunung juga bisa ditemukan di daerah pantai, pegunungan dan sungai.
6. Plateu: Dataran yang terletak pada ketinggian (di atas 700 mdpl)
7. Summit: Puncak gunung


Sejarah Mountaineering
Pendakian gunung sebenarnya sudah dilakukan oleh para nenek moyang kita terutama nenek moyang ummat manusia yaitu Nabi Adam ketika mencari belahan jiwanya Siti Hawa. Dimana kemudian Allah mempertemukan Nabi Adam dan Siti Hawa di Jabal Rahmah yang berarti Gunung Kasih Sayang. Isteri Nabi Ibrahim yang bernama Siti Hajar juga melakukan hal yang sama, berlarian diantara gunung Shafa dan Marwah untuk mencarikan anaknya Nabi Ismail air minum di tengah gurun yang gersang. Dimana akhirnya atas kehendak Allah SWT keluar air diantara bekas pijakan bayi Ismail yang kemudian diberikan nama Air Zam Zam. Dan pendakian demi pendakian akan terus dilakukan oleh kita atau generasi setelah kita demi menjaga kelanggengan ummat manusia dalam menjaga keselarasan dengan alam. 
Ada beberapa jenis kegiatan mountaineering yang bisa dilakukan oleh seorang mountaineer.

Hiking atau Hill Walkiing
Hiking adalah sebuah kegiatan mendaki daerah perbukitan atau menjelajah wilayah bukit yang tidak terlalu tinggi dengan kontur tanah tidak terlalu terjal dan kemiringan kurang dari 45 derajat. Saat melakukan hiking biasanya tidak dibutuhkan alat bantu khusus atau hanya megandalkan kedua kaki sebagai alat utama. 

Scrambling
Level berikutnya setelah Hiking adalah Scrambling yang merupakan kegiatan mendaki ke wilayah-wilayah yang lebih tinggi dari bukit dengan kemiringan yang lebih ekstrim yaitu di atas 45 derajat. Jika dalam Hiking kaki adalah alat utama dan tidak memerlukan alat bantu khusus, maka dalam Scrambling tangan sangat dibutuhkan sebagai penyeimbang gerakan kaki dalam membantu menjaga keseimbangan. Karena derajat kemiringan daratan yang lumayan ekstrim, keseimbangan para pendaki perlu dijaga dengan tangan mencari pegangan disekitarnya. Dalam scrambling, tali sebagai alat bantu mulai dibutuhkan untuk menunjang pergerakan naik dan menjaga keseimbangan tubuh.

Climbing
Climbing merupakan level mountaineering yang paling ekstrim. Dimana Climbing mutlak memerlukan alat bantu khusus seperti karabiner, tali panjat, harness, figure of eight (biasa disebut figur 8), sling dan deretan peralatan mountaineering lainnya. Kebutuhan alat bantu memang sesuai dengan medan jelajah Climbing yang sangat ekstrim. Bayangkan saja jika kita memanjat tebing batu dengan kemiringan 80 - 90 derajat. 

Peralatan Mountaineering 
Ada beberapa alat dasar kegiatan mountaineering seperti ransel atau carrier, Vedples atau botol air, sepatu gunung, pakaian gunung, tenda, misting (rantang masak outdoor), kompor lapangan, topi rimba, peta, kompas, alti meter, korek, pisau, senter, matras dan bahkan alat tulis mutlak dibutuhkan selain juga peralatan Climbing yang sewaktu-waktu juga dibutuhkan sesuai dengan kondisi medan.
Contoh beberapa peralatan


Persiapan dalam sebuah pendakian
1. Berpikir logis
hal ini merupakan elemen terpenting dalam membuat keputusan selama pendakian, dimana berfikir logis lebih banyak mempertimbangkan faktor safety atau keselamatan.
2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan
Pengetahuan dan keterampilan ini meliputi pengetahuan tentan medan (navigasi), cuaca dan teknik pendakian, pengetahuan tentang alat pendakian atau pengetahuan climbing serta pengetahuan lainnya.
3. Bisa mengkoordinir tubuh
Maksdunya adalah bisa mengkoordinir anggota tubuh antara otak dengan anggota tubuh lainnya. Haruslah ada keseimbangan antara apa yang dipikirkan otak dengan apa yang bisa dilakukan oleh anggota tubuh. 
4. Kondisi fisik yang memadai
Hal ini menjadi fokus utama karena mendaki gunung termasuk dalam olah raga yang cukup berat. Berhasil atau tidaknya suatu pendakian atau pemanjatan tergantung pada kekuatan fisik. Maka dari itu latihan atau pemanasan sebelum melakukan pendakian/ pemanjatan harus dilakukan agar fisik senantiasa dalam kondisi baik dan siap.

Perencanaan perlengkapan pendakian
Dalam sebuah pendakian atau petulangan di alam bebas, persiapan segala sesuatu yang menunjang petualangan mutlak dilakukan. Terutama kesiapan fisik dan mental yang merupakan modal dasar seorang mountaineer. Selain itu perlengkapan dan peralatan adalah pendukung keberhasilan sekaligus sebagai tolak ukur seorang montaineer.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan perlengkapan dan peralatan adalah:
1. Mengenal medan yang akan dilalui (hutan, sungai, rawa, semak, tebing maupun kondisi sosial masyarakat di wilayah setempat).
2. Menentukan tujuan pendakian (ekspedisi, latihan, SAR, penelitian ataupun wisata/ rekreasi).
3. Menentukan lamanya waktu yang dibutuhkan dalam pendakian.
4. Mengetahui kemampuan fisik dalam membawa beban (beratnya tidak lebih dari sepertiga berat badan atau antara 15 kg - 20 kg).
5. Menyiapkan hal-hal lain yang mungkin dibutuhkan selama perjalanan seperti vitamin, obat-obatan terntentu, peta dll.

Setelah mengetahui hal-hal di atas maka kita bisa mempersiapkan peralatan dan perbekalan (logistik) yang sesuai dan selengkap mungkin. Jangan lupa buatkan check list barang yang harus dibawa, agar tidak kurang dan tidak berlebih karena akan berpengaruh pada beban yang akan dibawa.

Salam Lestari...!!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar