Senin, 13 Juni 2016

Rinjani: Jalur Sembalun



RINJANI TRIP: JALUR SEMBALUN

Gunung Rinjani adalah ikon dari Pulau Lombok, sebuah pulau kecil yang berada pada gugusan kepulauan Nusa Tenggara. Walaupun pulaunya kecil tapi Lombok memiliki asset berupa Gunung berapi tertinggi nomor 2 di Indonesia setelah puncak Kerinci di Sumatera. Gunung Rinjani merupakan puncak tertinggi nomor tiga di Indonesia setelah puncak Jaya di Papua dan Gunung Kerinci di Sumatera.
Di kalangan para petualangan Gunung Rinjani merupakan puncak yang harus dikunjungi karena Rinjani terkenal sebagai gunung paling indah di Indonesia. Para pendaki akan disuguhi indahnya padang savana, hutan tropis atau danau Segara Anak yang sungguh fenomenal.

Taman Nasional Gunung Rinjani


Kali ini akan akan di kupas perjalanan ke Gunung Rinjani dari sisi back packers dan gaya anak Mahasiswa Pecinta Alam. Bagi pendaki alay gampang saja, tinggal mengeluarkan uang banyak dan menghubungi agen perjalanan terdekat.

Perjalanan dari Mataram ke Sembalun
Sarana transportasi menuju Sembalun bisa ditempuh dengan angkutan umum berupa mini bus yang oleh penduduk local disebut “engkel” yaitu kendaraan jenis elf dari terminal Mandalika Mataram sampai pasar Aikmel. Menikmati perjalanan memakai kendaraan engkel berarti anda harus berangkat pagi-pagi dan langsung menuju terminal Mandalika di Kelurahan Bertais Mataram. Saat di terminal Mandalika pastikan jika kendaraan yang anda naiki trayeknya sampai ke Aikmel karena ada beberapa trayek menuju wilayah lain di Lombok Timur.
 
Mobil angkutan "Engkel"
 
Sebelum naik kendaraan ada baiknya anda pastikan besaran ongkosnya, jangan sampai merasa “tercekik” dengan ongkos yang diberikan kernet bus saat sudah sampai di Aikmel. Sebagai gambaran anda bisa menawar minimal 50% dari harga yang ditawarkan oleh kernet ataupun pengemudi bus “engkel” tersebut. Biaya ongkos dari terminal Mandalika menuju Aikmel berkisar antara Rp 25.000 – 30.000 per orang, yang tidak kalah penting adalah selama di komplek terminal anda harus memastikan dompet ditaruh pada posisi yang aman. Ini Lombok kawan…Hehehe

Perjalanan dari terminal Mandalika menuju Aikmel ditempuh dalam waktu kira-kira 2 – 3 jam tergantung berapa kali kendaraan berhenti untuk menaikkan atau menurunkan penumpang. Tapi tentu saja anda harus menikmatinya karena ini adalah dunia petualangan, kalau mau alay tinggal contact biro perjalanan terdekat agar bisa memakai kendaraan ber AC. Selama dalam perjalanan Mataram – Aikmel anda akan disuguhi pemandangan daerah pemukiman dan areal tanah pertanian, dan jika mendaki Rinjani di bulan Juli – Agustus di daerah Kabupaten Lombok Timur akan disuguhi pemandangan berupa deretan areal persawahan yang ditumbuhi tembakau Virginia yang sudah terkenal. Di daerah ini juga ada beberapa gudang milik perusahaan rokok besar dari dalam mapun luar negeri.

Tembakau Virginia



Setelah menempuh perjalanan 2 – 3 jam anda akan tiba di areal pasar Aikmel yang masuk wilayah Kabupaten Lombok Timur. Anda bisa langsung turun di persimpangan depan masjid Desa Aikmel dan jangan kaget ketika baru turun langsung diserbu sekelompok sopir mobil open cup jenis L300 yang menawarkan jasanya mengantar anda menuju Sembalun. Simpang Aikmel ini merupakan tempat mangkal beberapa angkutan jenis L300 yang menuju Sembalun. Pastikan sebelum naik angkutan anda sudah melakukan nego besaran ongkos menuju sembalun, dimana ongkos berkisar 30.000 – 50.000 per orang tergantung jumlah anggota kelompok. Disini anda juga bisa memanfaatkan waktu untuk berbelanja untuk melengkapi perbekalan selama mendaki atau membeli nasi bungkus sebagai bekal makan siang di pintu hutan atau pos jaga TNGR.


Aikmel Menuju Sembalun
Perjalanan sesungguhnya menuju kawasan Gunung Rinjani sebenarnya sudah anda mulai sejak naik angkutan di simpang Aikmel. Sepanjang jalan anda akan menikmati jalan yang berkelok dan areal persawan milik petani tradisional setempat. Setelah memasuki wilayah Desa Suela udara akan semakin sejuk dan jalan mulai menanjak serta suguhan gugusan pohon-pohon tropis dan beberapa primata yang bergelantungan diantara cabang-cabang pohon. 

Jalur menuju Sembalun
 


Jangan lupa saat memasuki daerah pusuk Sembalun yaitu daerah puncak dari tanjakan terakhir anda minta sopir untuk berhenti sejenak untuk berfoto dengan latar areal persawahan Desa Sembalun yang ada di bawah. Biasanya daerah ini ramai oleh anak-anak muda hanya untuk berfoto selfie sambil menikmati pisang goreng dan segelas kopi lokal. Perjalanan dari Aikmel menuju Sembalun ditempuh selama sekitar 1 jam.

Pusuk Sembalun
 
Sampai di Sembalun angkutan akan langsung mengantar menuju pos jaga Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) untuk melaporkan kedatangan serta rencana pendakian. Saat melapor akan dikenakan biaya sebesar Rp 5.000 per orang/ hari. Jadi silahkan dihitung sendiri biaya masuk untuk semua anggota tim dikalikan berapa hari waktu yang direncanakan untuk mendaki. Beberapa pendaki terutama pendaki lokal memang banyak yang tidak melapor karena menyangkut biaya, tapi hal ini sangat tidak disarankan karena menyangkut keselamatan selama pendakian. Tapi sebelumnya pastikan terlebih dahulu gerbang mana yang akan digunakan untuk mendaki karena menyangkut kendaraan yang pakai dari Aikmel tadi. Jika memakai gerbang Bawaq Nao atau hutan Sajang maka harus meminta sopir kendaraan menunggu selama proses pelaporan di pos jaga TNGR untuk mengantar ke Bawaq Nao atau pintu hutan Sajang.

Gerbang Pendakian
Pendakian dari Desa Sembalun memiliki beberapa alternative gerbang masuk yang bisa dipakai tergantung selera dan keinginan para pendaki. Jika memiliki keinginan mengeksplore kawasan kaki rinjani dengan lebih detail jalur gerbang tugu bawang di sebelah kantor jaga TNGR lebih bagus walaupun jalurnya lebih panjang untuk sampai ke base camp pos 2 atau pos 3. Tapi kalau kebutuhannya adalah untuk memangkas waktu tempuh ke base camp pos 2 atau pos 3 jalur Bawaq Nao dan hutan Sajang akan lebih efektif.


Gerbang pendakian jalur Sembalun 

Antara ketiga jalur tersebut sebenarnya akan bertemu di titik yang sama terutama jalur dari tugu bawang dan Bawaq Nao. Kedua jalur ini akan bertemu di jempatan di bawah shelter (pos 1) tapi jarak dari Bawaq Nao lebih singkat dibandingkan dengan dari tugu bawang. Yang agak berbeda adalah jalur hutan Sajang dimana nanti jalur ini akan keluar di sekitar pos 2 Tengengean (setelah pos 1), dan jalur ini adalah yang paling singkat dibanding kedua jalur sebelumnya. Tapi sekali lagi pilihannya tergantung kebutuhan pendakian karena ketiga gerbang jalur tersebut ada plus minusnya. Tapi secara pribadi bagi tim yang baru pertama kali mendaki Rinjani disarankan untuk memakai jalur utama yaitu tugu bawang disebah pos jaga TNGR dari jalur ini akan menemukan kepuasan tersendiri terutama bagi yang suka photografi dan selfie.
 
Bermalam di Pos 2 Tengengean atau Pos 3 Kali Mati
Hari pertama pendakian mungkin akan cukup banyak menguras tenaga karena perjalanan yang di tempuh cukup panjang yaitu dari Mataram, disamping tubuh yang masih dalam kondisi penyesuaian dengan medan dan suhu udara. Setelah berjalan 3 – 4 jam dari ketiga gerbang tadi akan tiba di pos 2 Tengengean yang bisa dipakai sebagai base camp untuk malam pertama. Mungkin ada beberapa tim lain yang terlihat melanjutkan perjalanan menuju pos 3 Padabalong atau kali mati untuk bermalam.



Pos 2 Tengengean Sembalun



Pilihannya tergantung kondisi fisik dan keinginan pendaki sendiri agar disesuaikan dan tidak terlalu untuk memaksa berjalan apalagi kalau hari sudah terlalu sore atau sudah malam. Jika pos 2 yang dijadikan sebagai lokasi bermalam tentu besok paginya harus berangkat lebih awal ke base camp Plawangan, tapi jika bermalam di pos 3 maka setidaknya sudah memangkas waktu 1 jam perjalanan menuju base camp Plawangan. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan lokasi bermalam di hari pertama adalah stock air untuk keperluan memasak terutama pendakianyang dilakukan pada di bulan Juli – Agustus. Di pos 2 Tengengean ada mata air yang selama ini selalu mengalir walaupun volumenya kecil, sedangkan di pos 3 sudah tidak ada lagi mata air kecuali ada beberapa genangan di sekitar kali mati.
 
Post 3 Sembalun (Padabalong)

Go To Pelawangan
Setelah melewati tidur nyenyak dalam dekapan hawa dingin pegunungan tentu saja para pendaki tidak boleh berleha-leha di dalam tenda. Harus mengawali pagi dengan semangat dan mempersiapkan sarapan pagi sebelum melanjutkan perjalanan menuju Plawangan. Usahakan sesaat setelah bangun dan sholat subuh bagi yang muslim untuk sedikit menggerakkan otot-otot badan, karena perjalanan ke Plawangan adalah perjalanan mendaki yang miskin jalur “bonus”. Sarapanlah dengan asupan makanan yang cukup kandungan gizi agar kalori tercukupi untuk medan yang sangat menantang.
Saat matahari terbit dari pos 2 atau pos 3 akan melihat dari kejauhan kepulan debu di dekat puncak Rinjani yang berasal dari kaki-kaki para pendaki yang turun dari puncak.  Di tempat ini anda bisa berfoto dengan latar padang savana yang begitu luas dan indah di sekitar perbukitan lereng Rinjani atau latar puncak Rinjani yang terlihat begitu perkasa. Sebuah pemandangan yang sangat disayangkan untuk dilewatkan dan diabadikan dalam jepretan blitz kamera.

Camp area post 2 Sembalun


Bagi yang bermalam di pos 2 tengengean disarankan maksimal jam 8 pagi sudah harus melanjutkan perjalanan mengingat panjangnya trek yang akan dilalui. Tapi tentu saja anda tidak boleh buru-buru karena harus membereskan lokasi mendirikan tenda jangan sampai ada barang yang tertinggal terutama SAMPAH. Jika anda seorang petualang dan pecinta alam sejati tentu akan malu bila meninggalkan gundukan sampah di lokasi berkemah. Ingatlah gunung bukan mall yang memiliki petugas kebersihan sendiri. Peganglah selalu motto “tidak boleh mengambil sesuatu selain gambar dan tidak boleh meninggalkan sesuatu kecuali jejak kaki”.

Mari lanjutkan pendakian dan jangan lupa kamera, snack dan air minum ditaruh pada bagian atas tas masing-masing karena sepanjang perjalanan ada banyak lokasi yang haru diabadikan dalam jepretan kamera. Sebenarnya untuk menuju base camp Plawangan ada dua jalur yaitu classic road “Bukit Penyesalan” yang sudah sangat jarang dipakai kecuali untuk kebutuhan PDPA dan jalur “Bukit Penyiksaan” yang umumnya dipakai saat ini. Namanya memang sengaja dibuat sadis sesuai dengan kondisi medan yang akan kita tempuh.

Sekitar 1 jam perjalanan dari pos 2 akan bertemu jembatan terakhir dan persimpangan jalur turun ke kali mati dan jalur naik ke pos 3 Padabalong. Jalur turun ke kanan menuju kali mati adalah jalur classic “Bukit Penyesalan” dan jalur naik ke kiri adalah jalur “Bukit Penyiksaan”.

Pada trip kali ini akan diulas jalur “Bukit Penyiksaan” terlebih dahulu karena jalur “Bukit Penyesalan” sudah sangat jarang digunakan dan akan coba diulas pada edisi berikutnya. Tiba di pos 3 Padabalong pendaki bisa mencoba membuka snack dan mengambil nafas untuk melonggarkan paru-paru yang mungkin sudah terasa penuh sambil berselonjor agar otot-otot kaki lebih rileks. Atur kebutuhan snack dan air minum karena sepanjang jalan tidak ada mata air atau mini market untuk membeli kebutuhan selama pendakian. Ingat jalur ini sangat miskin “bonus” sehingga menuntut kesabaran saat melangkah.

Istirahat di post 3 Sembalun



Apabila sudah merasa agak rileks alangkah baiknya untuk melanjutkan perjalanan, tentu saja dalam perjalanan tidak harus buru-buru dan berjalan cepat, aturlah nafas dan langkah kaki dan jangan ragu untuk berhenti jika langkah sudah terasa sangat berat. Perjalanan ke Plawangan adalah perjalanan paling rawan bagi pendaki mengalami kelelahan ataupun dehidrasi. Akan sangat berbahaya jika memaksakan diri untuk berjalan cepat karena tubuh juga perlu penyesuaian dengan ketinggian dan tekanan udara. Untuk pemula atau yang baru pertama kali mendaki Rinjani mungkin akan muncul banyak keluhan saat melewati trek ini.

Pelawangan bisa dicapai setelah menempuh perjalanan selama 6-8 jam, tergantung kondisi fisik dan seberapa lama waktu yang dihabiskan saat beristirahat dalam perjalanan. Tapi saat tiba di base camp Plawangan rasa pegal dan capek akan sirna berganti semangat mengambil foto dan selfie dengan latar danau segara anak yang tepat berada di bawah lokasi berdiri. Disarankan untuk tidak mengurung diri di dalam tenda sebelum malam kecuali memang kondisi badan yang sudah terlalu capek. Di tempat ini ada moment sunset yang begitu fenomenal yang harus disaksikan dan diabadikan dalam bidikan blitz kamera. Moment dimana matahari hilang di balik bayangan Gunung Agung di Bali yang terlihat begitu perkasa.
Suasana senja di Plawangan Sembalun

Sebelum malam datang alangkah baiknya mengambil air untuk keperluan minum dan memasak makan malam. Mata air Plawangan sekitar 15 menit dari base camp, dengan mengikuti jalur ke puncak kemudian turun di simpang dekat pohon cemara. Saat di perjalanan anda harus hati-hati karena banyak “ranjau tai” yang ditebar orang yang tidak bertanggung jawab. Air di Plawangan begitu nikmat dan segar karena mata air ini adalah mata air tertinggi di Lombok, konon jika anda mandi disini bisa membuat awet muda. Tapi jangan dipaksakan karena kondisi tubuh lelah dan cuaca dingin bisa menimbulkan hypothermia, dianjurkan untuk tidak mandi saat sudah sore atau menjelang malam.

Kalaupun di tempat ini perut terasa tidak nyaman dan mau BAB sebaiknya mencari tempat yang tersembunyi tapi jangan dekat dengan tebing demi keselamatan anda dan tidak dilalui orang lain agar tidak menjadi “ranjau” bagi pendaki yang lain. Jangan lupa menggali dan menimbunnya kembali dengan tanah karena di gunung tidak ada petugas kebersihan yang akan membersihkan kotoran anda. Jangan pernah sekalipun mencoba BAB di dekat mata air karena akan mencemari air dan membuat kondisi tidak nyaman bagi pendaki lain. Untuk point ini diharapkan kesadaran seluruh pendaki. 



Bermalam di Plawangan Sembalun
Malam kedua berkemah mungkin akan membuat pendaki lebih cepat mengurung diri di dalam tenda, disamping karena capek kondisi udara di Plawangan begitu dingin dan kadang dari kejauhan terdengar “siulan” dari daun-daun cemara yang tertiup angin. Jika memungkinkan sempatkan diri untuk menikmati pemandangan Plawangan di malam hari. Di Bulan Juli – Agustus akan begitu banyak tenda berdiri dan berjajar rapi yang tentu saja akan membentuk sebuah formasi yang begitu indah untuk diabadikan dalam jepretan kamera dengan latar taburan bintang di tengah alam yang begitu gelap. 

Suasana malam di base camp Plawangan Sembalun

Untuk mengisi malam bisa menikmati hangatnya kopi atau atau minuman lain yang dibawa dan kalau bisa hindari minuman keras (beralkohol). Beberapa tim kadang ada yang menyalakan api unggun sambil bernyanyi untuk sekedar mengurangi tikaman hawa dingin dan kabut malam. Bagi tim yang akan ke puncak usahakan untuk tidak tidur telalu larut untuk menjaga tubuh tetap bugar saat akan menuju puncak.


Menggapai Puncak Rinjani
Perjalanan ke puncak akan dimulai saat dini hari yaitu sekitar jam 02.00 malam, dan jika anda lupa atau tidak sempat set alarm tidak perlu khawatir. Karena saat jam ke puncak suasana akan menjadi lebih ramai karena obrolan atau langkah kaki dari pendaki lain yang sudah duluan prepare ke puncak.
Untuk alasan keselamatan sebaiknya tim yang akan menuju ke puncak disesuaikan dengan kondisi fisik, jangan sampai memaksakan diri apalagi dengan alasan demi gengsi. Yang terpenting adalah keselamatan karena walaupun gagal ke puncak saat ini, mungkin bisa kembali lagi untuk menggapai puncaknya di kesempatan yang lain. Ingat pepatah “takkan lari gunung dikejar”.

Sebelum ke kepuncak sebaiknya prepare senter/ head lamp untuk penerangan, sleeping bag untuk jaga-jaga jika udara terlalu dingin, kompor untuk memanaskan air atau makanan jika dibutuhkan, air minum masing-masing minimal 1 botol besar, snack, kopi atau minuman hangat lainnya, peralatan P3K (jika perlu bawa tabung oksigen) dan tentu saja kamera atau gadget untuk selfie. Semua peralatan tadi harus dimasukkan dalam tas ransel kecil (day pack) dan di bawa masing-masing anggota tim sesuai dengan kebutuhan. Perjalanan ke puncak bisa ditempuh dalam waktu 3 – 4 jam sesuai dengan ketahanan dan kodisi fisik. Ketika beristirahat saat mencapai punggungan yang berpasir sebaiknya mengambil posisi duduk tidak terlalu jauh dari jalan agar tidak terjatuh ke jurang karena batu-batu dan tanah disepanjang punggungan gunung sangat labil dan mudah runtuh.

Apabila kondisi fisik memungkinkan ada baiknya kejar waktu ke puncak sebelum matahari terbit (sunrise) agar tidak kehilangan moment langka menyaksikan bayangan segitiga besar diantara sinar matahari. Konon bayangan segitiga ini hanya bisa dilihat dari beberapa tempat saja di seluruh dunia. Anda tidak boleh berlama-lama di puncak, jika sudah mengambil beberapa foto atau mencium bendera merah putih sebaiknya cepat turun untuk memberikan kesempatan tim di belakang yang mungkin sudah lama menunggu antrian untuk berfoto.

Bayangan "Piramid di atas gunung" dari puncak Rinjani

Perjalanan turun dari puncak akan memakan waktu yang lebih singkat dan bisa sambil berlari yang tentu saja sesuaikan dengan kondisi fisik masing-masing. Tapi setelah sampai puncak yakinlah semangat akan semakin tinggi pula sehingga mungkin akan membuat tubuh menjadi terasa lebih bugar.
 
Puncak Rinjani 3.726 MDPL

Danau Segara Anak
Setelah sukses menuju puncak mungkin perjalanan akan terasa lebih ringan dan santai karena moment yang mungkin sudah lama dirindukan akhirnya tercapai. Tentu puncak Rinjani bukan satu-satunya destinasi yang harus kita kunjungi, untuk meyempurnakan petualangan maka harus bisa menikmati indahnya danau Segara Anak yang eksotis.
Habis sarapan pagi sambil menikmati segelas kopi mungkin bisa bersiap-siap melanjutkan perjalanan ke danau Segara Anak, dengan terlebih dahulu membereskan lokasi tenda dengan tidak meninggalkan sampah. Perjalanan ke danau Segara Anak bisa ditempuh dalam waktu 3-4 jam dengan turun di simpang yang ada tulisan Danau Segara Anak. 

Jalur menuju danau Segara Anak


Perjalanan ke danau melewati jalur berbatu yang cukup curam menuntut kehati-hatian, jangan sampai terjatuh karena akibatnya bisa fatal. Tapi selepas itu perjalanan akan melewati jalur savana yang lebih landai dan mungkin bisa menikmati beberapa snack terlebih dahulu sambil selfie di tengah perjalanan. Di danau Segara Anak aka nada suguhan pemandangan yang begitu indah dengan hamparan air jernih dan mungkin akan melihat beberapa orang sedang memancing ikan. Danau Segara Anak merupakan habitat beberapa ikan air tawar jenis karper ataupun mujair. Tentu bagi yang hoby memancing akan menemukan kenikmatan sendiri bisa merasakan strike di danau yang begitu indah, tapi jika anda tidak membawa pancing dan memiliki keinginan kuat mendapatkan ikan bisa menyusuri danau sambil membawa pisau atau kayu yang sudah diruncingkan (seperti manusia Purba atau suku terasing dalam film). 
Memancing di danau Segara Anak

Bersiaplah memburu ikan penghuni danau Segara Anak sebagai variasi menu makan malam, tapi jika merasa terlalu capek dan ada membawa uang lebih bisa membeli ikan hasil tangkapan penduduk lokal. Berkemah sambil bakar ikan di lokasi yang diidamkan banyak orang tentu akan membuat perjalanan akan semakin berkesan.
Bila ingin puas menikmati danau alangkah baikknya berkemah selama 2 malam di lokasi ini, agar bisa mengeksplore setiap sisi danau atau ingin mencoba ke puncak gunung baru jari yang masih aktif bagi yang masih memiliki tenaga ekstra. Bagi yang suka “berhammock” silahkan membentangkan hammock diantara pohon-pohon cemara.

Danau Segara Anak


Pemandian Air Panas
Lokasi pemandian air panas berada di dekat sumber air minum, karena air danau Seagra Anak tidak bisa diminum disebabkan oleh rasanya yang payau seperti oralit. Sebelum mencapai mata air di sebelah kanan jalan setapak ada jalan menurun dan di sekitarnya ada batu-batu besar disitulah sumber air panas yang oleh orang lokal disebut “cikar rarat” atau “selandir”. Airnya begitu panas dan bisa dipakai untuk merebus telur, konon orang yang tahan mandi disana hanya orang-orang yang memiliki ilmu kebal saking panasnya.

Pemandian air panas 

Tapi jangan khawatir bagi yang tidak suka air terlalu panas bisa turun ke tingkatan terakhir setelah lokasi mata air minum. Di lokasi ini biasanya selalu ramai oleh pendaki yang berendam air panas yang masih bisa di tolerir oleh kulit. Ketika turun hendaknya berhati-hati karena di beberapa bagian ada daerah berlumpur yang bisa mencapai pinggang dan demi keselamatan setiap pendaki memastikan dirinya bisa berenang atau tidak. Jika tidak bisa berenang alangkah baiknya saat mandi tidak terlalu tengan dan tidak jauh dari rombongan agar bisa terpantau. Karena di bulan Mei 2016 ini ada seorang pendaki cewek yang meninggal di lokasi ini (semoga diberikan tempat terbaik di sisiNYA). Yang perlu diperhatikan dalam setiap perjalanan adalah jangan sampai meninggalkan seorang anggota tim sendirian, mungkin dengan kejadian ini akan menggugah kembali makna kebersamaan antar sesama pendaki atau antar anggota tim.

Gua Susu                                                                                                                                           
Tidak salah jika Rinjani dijuluki sebagai Gunung paling indah di Indonesia, karena dalam satu kali perjalanan bisa menikmati beberapa destinasi sekaligus termasuk goa susu. Goa susu terletak di bagian timur danau Segara Anak dengan menempuh perjalanan sekitar 1 KM. Goa susu sering digunakan oleh penduduk lokal untuk bersemadi atau lokasi untuk membuat minyak tradisional yang terkenal memiliki banyak khasiat. Biasanya penduduk lokal akan membuat minyak tradisional tersebut pada bulan Rabiul Awal (bulan maulid Nabi) atau oleh penduduk lokal disebut bulan mulud.
Saat di goa susu jangan melewatkan tradisi mandi uap (sauna) ala penduduk lokal diantara celah-celah goa agar tubuh menjadi lebih bugar. Ada mitos disana apabila mau masuk ke dalam mulut goa yang keci dibagian atas maka harus memiliki hati dan jiwa yang bersih karena jika masih ada “penyakit” hati maka tidak akan pernah bisa memasuki mulut goa. Wallahu a’lam bisshowab karena sampai saat ini tidak pernah mencobanya, tapi untuk alasan keselamatan alangkah baiknya mencoba sauna saja.

Gua Susu



Perjalanan Turun
Setalah merasa puas menikmati keindahan danau sudah saatnya untuk pepare turun kembali, tapi sebelum turun tentukan terlebih dahulu jalur mana yang akan pakai sebagai jalur balik. Ada 3 jalur balik yang bisa digunakan yaitu jalur Senaru, Torean atau memakai jalur yang sama saat naik dari Sembalun. Jalur balik pavorit adalah jalur Senaru karena bisa melihat Gunung Rinjani dari sisi Utara dan bisa berfoto dengan latar danau Segara Anak seperti pada uang pecahan Rp 10.000. 

Foto dari Plawangan Senaru

Danau Segara Anak dari Plawangan Senaru

Jika berkeingin untuk memangkas waktu perjalanan turun maka jalur Torean bisa dipakai sebagai jalur alternatif. Dalam perjalanan turun melalui jalur Torean akan bertemu dengan air terjun "Penimbungan" yang terkenal indah.
Air terjuun "Penumbungan"

Saat tiba di pos jaga Senaru atau Sembalun alangkah baiknya membuang sampah yang dibawa selama pendakian pada tempat sampah yang sudah disediakan, jangan pernah meninggalkan sampah dalam setiap pendakian. Salam Lestari…!!!

BAWA PULANG SAMPAHMU...

 

 










Tidak ada komentar:

Posting Komentar